KELOMPOK
3
Villa Mahligai S 1102130102
Roni Komarul H 1102130103
Satria Regi Guntara 1102130104
Vito Pradana P 1102130105
Reyhan Rhesadewana 1102130106
Reyhan Rhesadewana 1102130106
TI-37-05
Jelaskan
tentang Scientific Management!
Scientific management atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan manajemen ilmiah, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Beliau mendeskripsikan bahwa manajemen ilmiah adalah penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Adapun
ciri - ciri manajemen ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :
- Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula.
- Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan atau pemikiran yang cermat dan teliti, jadi meninggalkan cara kerja trial and error.
- Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar - standar ) tertentu, baik dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun hasil produksi yang diharapkan.
- Terjadi peningkatan produktivitas sebagai hasil kerja yang efektif dan efisien
- Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat
Ide
tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Frederick Winslow Taylor merasa
kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan
itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama, nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para
pekerja cenderung menganggap remeh pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil
dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya yang bisa mereka
lakukan. Taylor kemudian selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi dan
meneliti keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan
teknik paling baik dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan tersebut.
Berdasarkan
pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
- Kembangkanlah suatu ilmu untuk setiap unsur pekerjaan seseorang yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
- Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
- Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
- Bagi pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman
ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor
mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya.
Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai
dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah
yang melakukan tugas tersebut.
Manajemen
ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia
yang luput dari pengamatan dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian
dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi yang mereka
dapat dari pengamatan terhadap cara penyusunan batu bata untuk memberi nama
tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang
mereka sebut Therbligs. Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth
menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan
pekerja. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu
sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata jauh lebih sedikit
dan singkat.. Teori ini memikirkan bagaimana membuat manusia bekerja sesuai
dengan target yang diharapkan perusahaan namun tetap menggunakan teknik yang
terbaik sehingga tidak ada tenaga yang terbuang percuma.
Mengapa
sistem kerja perlu dirancang dengan baik?
Sebuah
sistem kerja perlu dirancang dengan baik karena agar dapat menunjang tujuan
yang ingin dicapai perusahaan serta bertujuan agar dicapai tingkat efektivitas
dan efisiensi bagi perusahaan, serta aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja.
Tentunya rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi performansi dan
kenyamanan operator/pekerja. Dan apabila pekerja merasa nyaman dengan sistem
tersebut, maka dia dapat bekerja lebih optimal sehingga produktivitas dari para
pekerja pun meningkat.
Adapun
yang perlu dirancang dari suatu sistem kerja ini adalah objek dari sistem kerja
tersebut. Karena operator tidak bisa dieksplor lebih, rancangan dari sistemlah
yang akan mengikuti/menyesuaikan pekerja agar menjadi ergonomic dan dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerja. Cara merancang sebuah sistem
kerja yang baik salah satunya yaitu dengan atau merancang objek mengikuti bentuk atau sesuai
kenyamanan pekerja secara umum. Rancangan dibuat berdasarkan dimensi tubuh
manusia karena manusia memiliki sifat dan kemampuan yang terbatas.
Dokumentasi Kelompok
Hari/Tanggal :
Selasa, 18 Februari 2014
Waktu :
Pukul 08.00 – 10.00 WIB
Tempat : Edu
Gazebo Gedung A
ini bagus ada mind mapping 5w 1 h
BalasHapus(-)referensinya mana?