TUGAS APK KELOMPOK 7
112134190 | SYAEFUL MUJAB |
112134191 | WIBOWO SURYO TIYARTO |
112134192 | PRAPANCA HARYO WIJAYA |
112134193 | CAROLYN FATIMAH |
112134197 | MUHAMMAD NUR ZAMZAM |
1. Apakah yang dimaksud dengan Scientific Management?
A. SCIENTIFIC MANAGEMENT
Scientific
Management adalah teori manajemen yang menganalisa dan menstandarkan pekerjaan,
merekrut dan melatih pekerja dengan spesifikasi tertentu, dan menyediakan
insentif yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Scientific
management menekankan organisasi memiliki satu struktur hierarki dan bekerja di
dalam dengan cara-cara yang logis, sistematis, dan rasional. Anggota organisasi
dipersepsikan sebagai instrumen utama yang pasif, dapat mengerjakan pekerjaan,
dan menerima pengarahan, tetapi tidak menciptakan pekerjaan atau menggunakan
pengaruh secara memadai. Scientific management dimulai dengan gagasan Taylor
yang menganalisis secara sistematis perilaku manusia dalam bekerja.
Sebagaimana telah disajikan di
atas bahwa teori scientific management lebih banyak berkaitan dengan
peningkatan efisiensi dalam suatu produksi, dengan menempatkan orang yang
sesuai dengan bidangnya, memperbaiki peralatan kerja, dan mengurangi tindakan
dan gerakan yang tidak perlu, tetapi semangat utama dari teori ini adalah
peningkatan efisiensi. Pada saat ini efisiensi adalah salah satu bagian yang
masih sangat penting dikerjakan oleh lembaga jenis apapun. Dalam iklim
kompetitif yang sangat tinggi sebagaimana sekarang ini efisiensi adalah
merupakan daya saing tersendiri. Dengan kata lain, peningkatan efisiensi adalah
peningkatan laba organisasi tanpa harus meningkatkan harga jual. Peningkatan
efisiensi sebagaimana pendekatan yang dilakukan Taylor tersebut pada
kenyataannya sampai dengan saat ini masih digunakan dalam beragam jenis
organisasi.
Tahun 1911
dapat disebut sebagai tahun kelahiran dari teori manajemen modern, setelah
Frederick Winslow Taylor’s mempublikasikan tentang Principles of Scientific
Management. Terbitan ini kemudian diterima secara luas oleh para manajer di
seluruh dunia. Scientific Management menggambarkan tentang bagaimana penggunaan
metode scientific untuk mendefinisikan “cara terbaik” dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
Frederick W
Taylor adalah seorang karyawan pada industri baja Midvale and Bethlehem Steel
Companies yang beroperasi di Pennsylvania. Seorang kristen yang cinta damai dan
teguh memegang tata susila. Sebelumnya dia sudah sering menghasilkan
temuan-temuan hebat dalam kaitan dengan “ketidak efisienan pekerja”. Para
pekerja pada saat itu menggunakan teknik bekerja yang sanggat berbeda dengan
apa yang dikemukakan oleh Frederick W Taylor, dan para pekerja cenderung untuk
memandang mudah dan meremehkan pekerjaan, sehingga hampir semua pekerja menhasilkan
pekerjaan yang tidak standar. Pekerja ditempatkan pada tempat kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan dan sikapnya, dan manajer dan para pekerja seringkali
konflik. Berawal dari kondisi inilah kemudian Frederick W Taylor memperbaiki
situasi dengan menerapkan metode scientific. Taylor menghabiskan dua dekade
untuk mencari dan menemukan “satu cara terbaik” untuk mengerjakan suatu
pekerjaan.
Pengalaman
Taylor di perusahaan baja Midvale telah membuatnya mampu untuk mendefinisikan
dengan jelas pedoman tentang pengembangan efisiensi produksi.
Prinsip-prinsip
scientific management menurut Taylor dibagi kedalam 4 elemen dasar sebagai
berikut:
1.
Pengembangan manajemen ilmiah yang benar dapat
digunakan untuk menentukan metode terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
2.
Proses seleksi karyawan dengan cara yang ilmiah,
setiap karyawan akan mendapatkan tanggung jawab sesuai dengan keahliannya.
3.
Hubungan kerjasama yang erat antara manajemen
dan karyawan.
4.
Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara
yang ilmiah.
Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Taylor tersebut, Henry L. Gantt melakukan
penyempurnaan dengan memperkenalkan sitem bonus harian dan bonus ekstra untuk
para pengawas pabrik. Untuk mengatur efisiensi produksi, Gantt menyusun sistem
“Charting” atau “Gantt Chart ” yang
berisi mengenai jadwal kegiatan
produksi karyawan untuk mencegah
terjadinya pemborosan. Setiap kemajuan karyawan dicatat pada kartu individual,
untuk menilai kinerja karyawan tersebut. Feed back dari karyawan sangat
diperlukan sebagai tindak lanjut atas penilaian kinerja yang diberikan oleh
perusahaan.
Dalam dunia pendidikan, semangat
efisiensi juga menjadi semangat utama dalam manajemen pendidikan selain
semangat pencapaian kompetensi peserta didik. Semangat efisiensi dilakukan baik
dalam kaitan dengan kegiatan akademik maupun kegiatan administratif. Dalam
kaitan dengan kegiatan akademik, para pendidik dituntut untuk mencari cara
terbaik dalam proses pendidikan melalui kegiatan yang efisien, karena
bagaimanapun juga proses belajar di sekolah selalu dibatasi oleh waktu. Dalam
bidang pembelajaran misalnya guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan mendasarkan pada jenis kompetensi yang ingin dicapai. Untuk
meningkatkan efisiensi waktu dalam proses pembelajaran selain menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai juga didorong untuk menggunakan media
pembelajaran. Dengan digunakannya strategi pembelajaran yang tepat dan media
yang tepat maka waktu pencapaian kompetensi dapat lebih dipersingkat.
Demikian
halnya dengan kegiatan pada bidang administratif. Sistem layanan, penggunaan
anggaran, peralatan juga harus menggunakan semangat efisiensi. Efisiensi sering
disalah artikan dengan hemat, padahal keduanya memiliki makna yang sangat
berbeda. Efisiensi selalu dibandingkan antara hasil dengan sumber daya yang
dikeluarkan, sedangkan hemat adalah menekan sumber daya yang digunakan sekecil
mungkin tanpa memperhitungkan hasil yang akan dicapai. Misalnya, untuk pergi
dari Malang ke Jakarta, lebih efisien mana antara naik pesawat dengan naik bus?
Mungkin akan lebih efisien naik pesawat, karena dengan naik pesawat waktu yang
diperlukan lebih singkat, sehingga lebih banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan di Jakarta, walaupun dengan biaya yang lebih mahal dibandingkan
dengan naik bus. Jika naik bus waktu yang diperlukan lama, disepanjang jalan
akan ada pengeluaran tambahan, sesampai di Jakarta, mungkin akan kecapekan, sehingga
tidak langsung dapat bekerja, tetapi naik bus akan lebih hemat biaya. Tetapi
jika dari Malang ke Surabaya lebih efisien mana naik pesawat atau naik bus?
Maka naik bus akan jauh lebih efisien.
2. Mengapa suatu sistem kerja yang baik itu diperlukan?
B. PENTINGNYA SISTEM KERJA YANG BAIK.
Suatu
sistem kerja yang baik sangat dibutuhkan karena jika perusahaan ingin
meningkatkan kualitas, efisiensi, produktivitas dsb, maka suatu perusahaan
perlu sistem kerja yang baik untuk mewujudkan adanya peningkatan dalam suatu perusahaan. Suatu sistem kerja dapat dikatakan baik apabila hasil dari siwstem kewrja tersebut bisa terintegrasi dengan Man, Machine, Material, People & Information. Tidak hanya dalam perusahaan, tetapi juga pada individu masing-asing seperti
mahasiswa, jika seorang mahasiswa tidak memiliki sistem kerja yang baik, maka
mahasiswa tersebut tidak bisa meningkatkan kuliatasnya, seperti halnya pada
suatu instansi maupun organisasi. Tentu saja, sistem kerja juga perlu diperbaiki
secara kontinuitas agar hasil dari sistem kerja yang dipakai tersebut bisa
menghasilkan peningkatan secara kontinuitas, karena “There is No Best Way, but There si a Better Way”.
C. DOKUMENTASI KEGIATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar